20 C
Indonesia

Menolak Wujudkan Permintaan Otoritas, Rusia Batasi Sebagian Akses Ke Facebook

Must read

RUSIA – Akses warga negara Rusia untuk dapat menggunakan media sosial Facebook telah dibatasi usai perusahaan raksasa asal Amerika Serikat tersebut menolak untuk mematuhi perintah dari otoritas Rusia untuk menghentikan pemeriksa fakta dan pemberian label peringatan konten.

Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, mengatakan pada Jumat (25/2) bahwa Facebook telah mengabaikan tuntutannya untuk mencabut pembatasan pada empat media Rusia di platformnya.

Keempat platform tersebut adalah kantor berita RIA, TV Zvezda Kementerian Pertahanan, serta situs web gazeta.ru dan lenta.ru.

Baca Juga:

Akan tetapi, hingga kini, tidak segera jelas apa bentuk pembatasan Rusia terhadap Facebook.

“Sesuai dengan keputusan Kejaksaan Agung, mulai 25 Februari, pembatasan akses sebagian diberlakukan oleh Roskomnadzor di jejaring sosial Facebook,” kata regulator dalam sebuah pernyataan.

Jaringan media sosial menjadi salah satu tempat invasi Rusia ke Ukraina dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan tetapi juga pemantauan secara real-time mengenai konflik yang berkembang pesat.

Pada hari yang sama, wakil presiden urusan global di perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan bahwa “pihak berwenang Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diunggah di Facebook oleh empat organisasi media milik negara Rusia”.

“Kami menolak. Akibatnya, mereka mengumumkan akan membatasi penggunaan layanan kami,” tulis Nick Clegg dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di Twitter.

Orang-orang Rusia, menurutnya, umumnya menggunakan aplikasi kami untuk mengekspresikan diri dan mengorganisasikan tindakan.

Untuk itu, Meta ingin membiarkan suara mereka didengar, membagikan apa yang terjadi, dan “mengorganisasikan melalui Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger”.

Bernard Smith dari Al Jazeera, melaporkan dari Moskow, menjelaskan bahwa sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah tokoh dan selebritis Rusia telah mengampanyekan anti-perang di media sosial, termasuk di Facebook dan Instagram.

“Mungkin ada sesuatu di pemerintah Rusia yang ingin mengurangi kemampuan orang untuk mengunggah pesan anti-perang itu,” kata Smith.

Ribuan orang telah bergabung dengan protes anti-perang di seluruh Rusia, termasuk di Moskow dan St Petersburg, sejak invasi diluncurkan.

Lebih dari 1.700 orang di 54 kota Rusia ditangkap pada Kamis (24/2), setidaknya 957 di antaranya adalah mereka yang melakukan protes di ibu kota.

Meta, yang telah lama berada di bawah tekanan untuk memerangi informasi yang salah di platformnya, bermitra dengan pemeriksa fakta pihak ketiga, termasuk kantor berita Reuters dan AFP, yang menilai dan memberi label kebenaran pada konten.

Meta mengatakan bahwa konten yang dinilai salah, diubah, atau sebagian salah ditampilkan kepada lebih sedikit pengguna.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru