TANAH KARO – Cukup jarang orang mengenal mangga tongging, terutama yang berada diluar area Sumatera Utara. Manga berukuran kecil dan berwarna kuning cerah ini memang jarang ditemukan di luar Sumatera Utara karena tidak tahan disimpan dalam waktu lama, berbeda dengan mangga asal Pulau Jawa.
![](https://theeditor.id/wp-content/uploads/2020/08/IMG_3444-scaled-e1596379281871.jpg)
Mangga Tongging berdiameter 4 cm dengan kulit tipis yang bisa lepas cukup dengan tangan saja. Bila matang, mangga ini hanya tahan di suhu ruangan selama 1 minggu, setelah itu kulitnya akan berubah, terutama saat sering dipegang. Kulitnya lama kelamaan akan berubah jadi lembek.
Mangga Tongging tidak sama dengan mangga lainnya, mangga ini adalah tipikal mangga tropis yang sangat digrandungi oleh menyarakat luar negeri. Rasa asam khas dan manis mangga ini disukai oleh banyak pelancong yang datang ke Tanah Karo, terutama Tongging, tempat dimana mangga ini banyak ditemukan.
Musim panen mangga tongging jatuh di bulan Februari dengan harga Rp20.000 per kilogram. Di bulan ini, biasanya petani mulai ramai panen mangga sehingga pembeli dapat menemukan buah ini hampir disepanjang jalan menuju Desa Merek atau Tongging. Mangga Tongging adalah komoditas buah ekspor yang belum pernah dijual di pasar retail Indonesia sendiri.
Jakarta contohnya, mangga ini sangat sulit bahkan tidak ada ditemukan di pasar modern manapun. Jadi, untuk menikmatinya memang harus berkunjung langsung ke Tanah Karo, tepatnya ke Haranggaol dan Tongging di pesisir Danau Toba.