JAKARTA – Paus Fransiskus telah memulai perjalanan kepausannya ke luar negeri yang ke-45 dan juga menjadi penerbangannya yang terlama saat menuju Jakarta, Indonesia pada Selasa waktu setempat.
Paus akan memulai kegiatan yang sangat sibuk selama 12 hari, namun kesehatan Paus yang berusia 87 tahun tersebut dikhawatirkan memburuk selama perjalanannya ke Asia dan Pasifik.
“Hari ini saya akan memulai perjalanan apostolik ke beberapa negara di Asia dan Pasifik. Tolong doakan perjalanan saya agar berhasil,” cuit Paus Fransiskus di akun X pribadinya.
Perhentian pertama Paus Fransiskus dalam perjalanannya ini adalah Indonesia, sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia di mana sekitar 87 persen penduduknya menganut agama Islam.
Majalah online Time mengatakan bila perjalanan ini mencerminkan upaya abadi Paus Fransiskus untuk menjangkau umat Katolik di wilayah-wilayah minoritas di dunia.
Tak hanya itu, perjalanan kali ini sekaligus dikatakan untuk membina umat Katolik di Indonesia.
Saat ini, terdapat 8 juta umat Katolik atau 3 persen dari jumlah penduduk yang mencapai angka 250 juta orang.
“Tidak banyak umat Katolik di Indonesia, jadi ini menunjukkan bahwa kami diakui dan diperhitungkan,” kata seorang warga setempat kepada Al Jazeera.
“Ini menunjukkan bahwa kita mempunyai peran yang harus dimainkan di Indonesia,” lanjutnya.
Setelah bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo serta perwakilan masyarakat sipil dan pendeta setempat pada hari Rabu, Paus Fransiskus diperkirakan akan mengadakan misa yang dihadiri sekitar 70.000 orang di stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada hari Kamis (5/9/2024).
Paus juga berencana menghadiri pertemuan dengan para pemimpin agama lainnya pada hari Kamis di Masjid Istiqlal Jakarta.
Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara yang lokasinya tepat berada di depan Gereja Katedral Katolik di ibukota Jakarta.
Tak hanya itu, sebuah “terowongan persahabatan” di bawah tanah yang dibangun pada tahun 2020 juga dibangun di antara dua bangunan bersejarah ini sebagai simbol kerukunan umat beragama.
KOMUNITAS MUSLIM BANGGA PAUS FRANSISKUS PILIH INDONESIA SEBAGAI PERSINGGAHAN PERTAMA
Paus Fransiskus dijadwalkan akan menandatangani deklarasi antar agama dengan Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal.
Umar mengatakan kepada Associated Press bahwa dia dan Paus Fransiskus akan “membahas kesamaan antara komunitas agama dan menekankan kesamaan antara agama, etnis, dan kepercayaan.”
Umar juga mengatakan bahwa pilihan Paus menjadikan Indonesia sebagai tempat persinggahan pertama membuat “bangga komunitas Muslim.”
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2019, Paus Fransiskus menjadi Paus pertama yang mengunjungi Semenanjung Arab, dan bersama dengan Imam Besar al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb, ia menandatangani dokumen bersejarah antar agama dan berjanji untuk bekerja sama mengatasi ekstremisme.
Kemudian, pada tahun 2021, Paus Fransiskus bertemu dengan ulama terkemuka Irak Ayatollah Agung Ali al-Sistani dan menghadiri pertemuan para pemimpin agama, sebuah pertunjukan persatuan yang jarang terjadi mengingat perpecahan yang sudah lama terjadi di negara tersebut antara kelompok agama dan etnis.
BERHARAP KUNJUNGAN PAUS FRANSISKUS BIKIN PEMERINTAH MAU ATASI MASALAH POLUSI
Dalam kunjungannya ke Jakarta kali ini, terdapat pula harapan bahwa Paus Fransiskus, yang telah terang-terangan menyuarakan upaya-upaya perubahan iklim, akan mendorong perlindungan di bidang lingkungan hidup.
Perlu diketahui, pihak berwenang di Indonesia telah lama berupaya mengatasi masalah polusi udara di ibu kota secara efektif.
Paus Fransiskus sendiri sempat mendesak masyarakat melalui pesan video bulanannya untuk berkomitmen melindungi lingkungan, dengan menggambarkan bumi sebagai planet yang “sakit”.
“Kunjungan Paus sangat bagus karena memberikan masukan dari pemimpin dunia lain yang sangat dihormati,” kata pakar polusi udara Piotr Jakubowski kepada Associated Press.