INDIA – Sebuah maskapai di India menghadapi gangguan signifikan karena lebih dari 90 penerbangannya dibatalkan sejak Selasa (7/5) malam waktu setempat karena cuti sakit massal yang diambil oleh para awak kabin, menurut sumber resmi.
Pembatalan ini berdampak pada penerbangan internasional dan domestik setelah sekitar 300 awak kabin senior tiba-tiba melaporkan sakit dan mematikan ponsel mereka.
Diberitakan Times of India, sumber di maskapai tersebut mengungkapkan bahwa manajemen Air India Express saat ini berusaha menjangkau kru yang melakukan protes, yang tidak puas dengan persyaratan kerja baru di maskapai milik Tata Group tersebut.
Ketidakpuasan para kru bermula dari dugaan adanya ketimpangan perlakuan pasca merger dengan Tata Group.
Mereka mengklaim bahwa meskipun wawancara telah selesai, beberapa anggota staf ditawari posisi pekerjaan yang lebih rendah, sementara bagian penting dari paket kompensasi telah diubah atau dihapus.
Selain itu, ada dugaan penindasan terhadap suara-suara yang berbeda pendapat oleh manajemen maskapai penerbangan.
Juru bicara Air India Express mengakui situasi tersebut, dengan menyatakan bahwa sebagian awak kabin mengaku sakit pada menit-menit terakhir, sehingga menyebabkan penundaan dan pembatalan.
Maskapai ini secara aktif berupaya mengatasi masalah ini dan meminimalkan ketidaknyamanan bagi para tamu.
Menanggapi pembatalan tersebut, maskapai mengumumkan bahwa penumpang yang terkena dampak akan ditawari pengembalian dana penuh atau opsi untuk menjadwal ulang penerbangan mereka ke tanggal lain.
Beberapa penumpang melalui akun media sosial mereka mengungkapkan rasa frustrasi atas pembatalan penerbangan yang tiba-tiba, dan menekankan bahwa mereka tidak menerima informasi sebelumnya tentang perubahan tersebut.
Seorang penumpang, yang digambarkan “sangat kecewa”, menceritakan pengalamannya saat tiba di bandara hanya untuk diberitahu bahwa penerbangannya dibatalkan.
Menanggapi keluhan tersebut, Air India Express meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menjelaskan bahwa pembatalan tersebut karena alasan operasional.
Maskapai ini kemudian meyakinkan penumpang bahwa mereka berupaya mengatasi situasi ini.
Krisis di Air India Express terjadi pada saat yang genting, bertepatan dengan proses merger yang sedang berlangsung dengan AIX Connect (sebelumnya AirAsia India).
Kerusuhan ini menambah kompleksitas merger tersebut, seiring dengan protes awak kabin terhadap ketidakadilan yang dirasakan dalam persyaratan kerja mereka.
Situasi ini memiliki kesamaan dengan masalah yang dihadapi oleh Vistara, maskapai penerbangan Tata Group lainnya, di mana para pilot menyatakan ketidakpuasannya setelah merger dengan Air India.
Di Vistara, ada kekhawatiran tentang daftar nama dan perubahan paket gaji, yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan tenaga kerja percontohan.
Tantangan-tantangan paralel ini menyoroti permasalahan yang lebih luas dalam industri penerbangan ketika perusahaan melakukan merger dan perubahan organisasi.