JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) berencana membentuk gugus tugas dalam menghadapi cuaca ekstrem el nino.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), el nino kemungkinan mulai terjadi sekitar bulan Juni dan semakin intens pada bulan Agustus nanti.
”Saya meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat melakukan rapat koordinasi bersama pejabat Kementerian Pertanian dan aparatur pemerintah daerah melalui teleconference pada Senin (22/5).
Menurut Syahrul, gugus tugas berbasis wilayah penting untuk segera dibentuk karena setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.
“Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” jelasnya.
Manajemen air untuk kebutuhan pertanian menjadi titik krusial dalam menghadapi el nino.
Oleh karenanya, setiap daerah diminta untuk menampung air sehingga saat terjadi el nino, ketersediaan untuk menanam bisa tercukupi.
Selain manajemen air, Syahrul meminta daerah untuk juga memerhatikan varietas yang digunakan.
Untuk menghadapi el nino, varietas yang disarankan adalah varietas yang tahan kekeringan.
Sementara untuk pemupukan, daerah-daerah diharapkan dapat menerapkan metode pemupukan berimbang.
“Pengembangan pupuk organik harus dilakukan secara masif dengan tetap seimbang menggunakan pupuk kimia tidak lebih dari 50 persen,” tutur Syahrul.
Dalam menghadapi el nino, ia juga meminta semua jajaran Kementan dan pemerintah daerah bersiap untuk hal yang terburuk seraya tetap menjaga optimisme.
”Kita bersiap dengan mengambil prediksi terjelek tapi jangan sampai melemahkan kita,” tegasnya.