MARYLAND – Jembatan Francis Scott di Baltimore, negara bagian Maryland, Amerika Serikat, ambruk setelah ditabrak oleh sebuah kapal kargo berbendera Singapura.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (26/3) pagi waktu setempat, dengan kapal menabrak salah satu tiang penyangga jembatan dan menyebabkan strukturnya runtuh.
Kecelakaan itu juga menyebabkan 20 orang dan beberapa kendaraan terjun ke Sungai Patapsco di bawah jembatan, yang pada saat itu dilaporkan bersuhu 8 derajat Celcius.
Pejabat pemadam kebakaran Baltimore mengatakan setidaknya enam pekerja konstruksi masih berstatus hilang.
Melansir The Guardian, pemerintah dan pejabat kesehatan yang mengetahui situasinya menyatakan bahwa keenam pekerja tersebut telah diperkirakan tewas.
David T Efron dari pusat trauma kejut R Adams Cowley di sistem medis Universitas Maryland mengungkap berbagai faktor yang hampir pasti mengindikasikan orang-orang ini telah meninggal.
Berbicara kepada konferensi pers pada Selasa, ia menyebut bahwa beberapa di antaranya termasuk ketinggian jembatan dan suhu air tempat mereka mungkin terjatuh.
“[Tidak] butuh waktu lama bagi seseorang untuk merasakan pengaruh suhu [air],” katanya.
Seorang pria yang juga bekerja di bidang konstruksi dan mengaku mengenal para pekerja yang hilang mengatakan kepada Baltimore Banner bahwa mereka semua berasal dari Guatemala, Honduras, El Salvador, dan Meksiko.
Para pejabat mengatakan kapal sempat mengeluarkan peringatan mayday karena keluar jalur dan tampaknya kehilangan tenaga sebelum menabrak jembatan.
Penanganan darurat besar-besaran dilakukan segera setelah tabrakan itu terjadi sekitar pukul 1.30 waktu setempat, dengan kendaraan-kendaraan tanggap pertama memadati garis pantai.
Para penyelam dikerahkan ke dalam sungai untuk mencari korban selamat, kata Direktur Komunikasi Departemen Pemadam Kebakaran Kota Baltimore Kevin Cartwright, dengan suhu yang berada di sekitar titik beku.
Jembatan Francis Scott dibuka pada tahun 1977 dan telah menjadi akses untuk lebih dari 11 juta kendaraan setiap tahunnya.
Jembatan ini adalah bagian utama dari jaringan jalan raya di sekitar Baltimore, sebuah kota industri di Pantai Timur Amerika Serikat di sebelah ibu kota Washington DC.
Atas peristiwa ini, Gubernur Maryland mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya telah mengumumkan keadaan darurat.
