24.2 C
Indonesia

Ini Alasan Mengapa Seseorang Yang Paham Alkitab Tidak Akan Pernah Bergabung Dengan Dunia Politik

Must read

JAKARTA – Dewasa ini begitu banyak orang Kristen yang mengaku memahami dan bahkan menghafal isi Alkitab secara detail. 

Namun orang-orang itu ternyata bekerja sebagai politisi dan bahkan mendukungnya dengan kuat. Hal ini sangat bertentangan dengan isi Alkitab.

Bagaimana mungkin bisa bertentangan dengan isi Alkitab yang dipercaya orang Kristen sebagai Firman Allah yang bernama Yehuwa? Mari kita bahas satu per satu.

Baca Juga:

Yesus Tidak Terlibat Dalam Urusan Politik Duniawi 

Disadur dari JW.ORG, disebutkan bahwa ketidakterlibatan Yesus dalam politik duniawi terlihat jelas saat Ia menolak godaan setan si iblis yang ingin menjadikan Yesus sebagai penguasa dunia.

Matius, salah satu dari 12 Murid Yesus menuliskan pengalaman Yesus digoda oleh Setan usai Ia berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang belantara Yudea, tepatnya di sebelah barat Sungai Yordan. Ia yang didera oleh perasaan lapar ternyata didatangi oleh iblis. 

Matius mencatat bahwa Iblis itu datang untuk menggoda Yesus yang tengah lapar dan tentu tubuhnya pun lemah karena suhu padang belantara yang panas karena tandus.

Cobaan pertama yang diajukan oleh Iblis adalah agar Yesus mengubah bebatuan di sekitarnya menjadi roti untuk Yesus makan. 

Namun Yesus menolak dengan mengatakan bahwa manusia tidak hanya hidup dari roti semata, melainkan juga dari Firman Allah. Dengan kata lain, Yesus memberitahu bahwa manusia juga sangat bergantung akan Allah dalam seharian mereka. 

Dan hal ini sudah terbukti selama ribuan tahun dimana manusia selalu mencari jati diri dan perlindungan dari segala hal yang tak terlihat dan salah satunya adalah roh. 

Perlu diketahui, Allah dalam Alkitab ditulis sebagai roh, dan menjadi satu-satunya roh yang menunjukkan dirinya secara terbuka dalam melindungi bangsa pilihannya.

Ilustrasi: Musa membuat kelima buku pertama Alkitab. (Foto: JW.ORG/THE EDITOR)
Ilustrasi: Musa membuat kelima buku pertama Alkitab. (Foto: JW.ORG/THE EDITOR)

Kembali lagi ke pencobaan yang dialami oleh Yesus, ternyata iblis tak menyerah, iblis pun mulai menawari Yesus kekuasaan atas pemerintahan dunia. Untuk membuat Yesus tertarik, Iblis membawa Yesus ke sebuah gunung yang sangat tinggi. 

Bahkan karena teramat tinggi, Matius menggunakan kata “luar biasa tinggi” terhadap gunung tersebut.

Tujuannya adalah untuk memperlihatkan semua kerajaan di dunia dan kemuliannya kepada Yesus. 

Di gunung itu, iblis berjanji akan memberikan seluruh kerajaan di dunia yang tengah Yesus lihat beserta dengan kemuliannya kepada Yesus asal Yesus mau menyembah iblis satu kali saja.

Yesus langsung menolak dan mengusir setan si iblis sembari mengingatkan kedudukan iblis yang bukan siapa-siapa. 

”Pergi, Setan! Ada tertulis, ’Yang harus kamu sembah adalah Yehuwa Allahmu, dan bagi Dia saja kamu harus melakukan pelayanan suci.’” Jawab Yesus kepada iblis sebagaimana dicatat dalam Matius 4:10.

Tak hanya Matius, Murid Yesus lainnya yang bernama Yohanes juga mencatat penolakan Yesus atas kedudukan raja yang merupakan salah satu lambang kekuatan politik dunia.

Peristiwa yang tercatat dalam Yohanes 6:1-15 dikenal akrab dengan peristiwa ‘Yesus Memberi Makan 5000 Orang Dengan Hanya 5 Roti Barli dan 2 Ikan Kecil’.

Yesus sebenarnya tidak memberi makan hanya kepada 5000 orang saja karena Alkitab mencatat bila 5000 orang ini hanya hitungan laki-laki saja. Jadi, anak-anak dan wanita belum dihitung sama sekali.

Usai makan, orang-orang yang duduk di sekitar Yesus mulai mendorong agar Yesus menjadi raja atas mereka.

Karena tidak suka pada perkataan orang-orang tersebut, Yesus langsung pergi meninggalkan mereka ke arah pegunungan untuk menyendiri.

Bukti lain yang menunjukkan bila Yesus tidak membela salah satu pihak dalam urusan politik juga dituliskan oleh Markus.

Markus, Murid Yesus lainnya mencatat peristiwa yang menunjukkan bila Yesus tidak pernah menunjukkan pendapatnya dalam urusan politik pemerintah Romawi yang mengharuskan agar orang Yahudi membayar pajak. 

Sekedar informasi di masa Yesus hidup di masa pemerintah Romawi berkuasa atas Tanah Yudea, tepatnya di bawah pemerintahan gubernur bernama Ponsius Pilatus, terdapat aturan yang mengharuskan agar seluruh orang Yahudi membayar pajak kepada Romawi.

Namun orang Yahudi menolak aturan tersebut karena dirasa terlalu membebani dan tidak adil. Beberapa orang Yahudi berupaya agar Yesus membela mereka dalam hal ini. 

Namun Yesus tidak mau mengatakan pendapatnya tentang membayar pajak itu dirasa adil atau tidak olehNya.

Markus menulis jawaban Yesus dengan sangat baik yang tertuang dalam Markus 12:15-17. 

“Kenapa kalian menguji saya? Coba beri saya satu uang logam dinar untuk saya lihat.”

Mereka memberikannya, dan dia berkata, ”Gambar dan nama siapa ini?”

Mereka menjawab, ”Kaisar.”

Lalu Yesus berkata, ”Berikan milik Kaisar kepada Kaisar, tapi milik Allah kepada Allah.”

Jawaban di atas menjadi bukti lain bila Yesus selalu netral dalam urusan politik. Karena pajak yang diminta oleh Bangsa Romawi menurut pendapat Yesus tetap harus dibayar sesuai dengan aturan yang ditetapkan saat itu.

Meski demikian, Yesus mengingatkan bahwa tidak semua permintaan pemerintah harus dilakukan. Misalnya melakukan pengabdian dan penyembahan kepada pemerintah karena dua hal itu hanya bisa diberikan kepada Allah saja. 

Penolakan Yesus untuk mengomentari perihal pembayaran pajak kepada pemerintah Romawi ini sama halnya dengan penolakan Yesus atas kekuasaan dunia yang ditawarkan oleh iblis di padang gurun asal Ia mau menyembah iblis bahkan satu kali saja. 

Jawaban Yesus sangat cerdas karena iblis langsung diusir olehNya.

“Pergi, Setan! Ada tertulis, ‘Yang harus kamu sembah adalah Yehuwa Allahmu, dan bagi Dia (Allah) saja kamu harus melakukan pelayanan suci,” jawab Yesus.

Kisah ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya dunia ini sebenarnya milik iblis dan di bawah kendalinya. Kalau tidak, mana mungkin iblis bisa menawarkan semua itu kepada Yesus.

Iblis juga bisa menggoda manusia dengan menawarkan hal serupa kepada manusia. Misalnya dengan menawarkan posisi yang menggiurkan untuk menjadi orang yang penting, menjadi orang kaya atau berkuasa.

Jadi, bila sudah memahami isi Alkitab, maka manusia tentu akan dengan mudah menolak semua godaan itu sama seperti Yesus. 

Sayangnya di masa ini banyak yang mengaku sebagai ahli Alkitab namun tetap berada di dunia politik yang mengklaim mampu mencari solusi untuk kebaikan bersama dengan melibatkan pemerintah dan manusia saja.

Apakah anda salah satu orang yang memahami isi Alkitab namun memilih untuk tetap terjebak di dalam dunia politik?

Demikian catatan Redaksi The Editor untuk edisi Minggu 11 September 2022.

spot_img

More Articles

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru