THE EDITOR – Aktivis Lingkungan yang telah mendapat banyak penghargaan di dunia internasional Gary Bencheghib berharap agar segera bisa bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani setelah Organisasi Nirlaba miliknya yang fokus pada upaya penghentian sampah plastik, pembersihan sungai dan perlindungan perairan bernama Sungai Watch menemukan ratusan pasang sandal hotel yang dibuang secara ilegal.
Sekedar informasi, saat ini Sungai watch berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkba) Banyuwangi untuk menangani wilayah sungai dan laut kabupaten tersebut yang mengotori kawasan laut dan sungai.
“@ipukfdani semoga kita bisa lagi ketemu secepatnya,” tulis Gary Bencheghib di akun media sosial Instagramnya di @garybencheghib pada Jumat (16/3/2025).
Gary melalui akun Sungai Watch di @sungaiwatch di hari ini mengunggah ratusan sandal hotel yang dibuang di tempat pembuangan sampah ilegal di banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.
Jumlah sandal hotel yang begitu banyak ini bercampur dengan ratusan jenis sampah plastik makanan dan minuman lainnya yang tersebar hingga luas pembuangan tersebut mencapai 20-23 meter.
Gary mengatakan bila pihaknya cukup terkejut dan kecewa karena pengelolaan limbah hotel yang buruk tengah terjadi di Banyuwangi.
Situasi ini menurut Gary akan berdampak luas karena masyarakat akan terkena dampaknya.
Ia menyoroti peran pemerintah Banyuwangi terhadap kejadian tersebut.
“Kami mendesak hotel dan penyedia layanan perhotelan untuk memikirkan kembali sistem limbah mereka dan memastikan bahwa produk mereka tidak mencemari tanah dan sungai di Indonesia,” katanya.
SANDAL TERSEBUT BERASAL DARI HOTEL MEWAH DI BANYUWANGI
Gary, lewat unggahan Sungai Watch mengatakan bila sandal bekas tersebut berasal dari hotel-hotel mewah yang ada di Banyuwangi.
Suhardyanto Manager Sungai Watch Area Banyuwangi bahkan menunjukkan asal sandal-sandal tersebut yakni Ocean Front Hotel atau dikenal dengan nama Hotel Ketapang Indah.
Ia juga meyakini bila tumpukan sampah-sampah ilegal tersebut berasal dari pembuangan Hotel Ketapang Indah sendiri.
“Saya rasa gundukan ini memang pembuangan Hotel Ketapang Indah,” katanya.
Hotel Ketapang Indah melalui akun Instagramnya di @ketapangindah menunjukkan identitas sebagai tempat menginap yang menawarkan keindahan alam yang alami.
Hotel ini juga menawarkan konsep taman yang indah dan bernuansa alam dengan harga Rp 950.000 per malam hingga yang termahal di harga Rp 1.450.000 per malam.
Hotel ini berada di Jalan Gatot Subroto km 6 Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.
NETIJEN RAMAI-RAMAI BOIKOT HOTEL KETAPANG INDAH
Netizen ternyata ramai-ramai menyampaikan protes kepada Hotel Ketapang Indah dengan menautkan informasi yang dimuat oleh Sungai Watch ke akun Instagram mereka.
@dom57_05 mengatakan bila Hotel Ketapang Indah tidak menghargai alam dan meminta agar hotel tersebut tidak diberi izin beroperasi.
Netijen tersebut kebanyakan adalah warga negara asing yang ingin agar hotel tersebut bertanggung jawab.
Sementara itu, netijen dengan akun @dkoneav mempertanyakan alasan mengapa Hotel Ketapang Indah tidak mengikuti regulasi pemerintah.
Dalam Bahasa Indonesia Ia mempertanyakan mengapa hotel tersebut tidak meminta petugas kebersihan datang dan mengambil sampah dari hotel secara berkala.
Lain lagi dengan netizen asing dengan akun bernama @caidarig yang mengatakan bila pihak hotel memang sengaja membuang sampah di tempat ilegal karena ingin mendapat keuntungan lebih dengan tidak membayar biaya kebersihan. Kegagalan Hotel Ketapang Indah dalam mengelola sampah secara pribadi juga sangat disayangkan olehnya.