JAKARTA – “Belajar di Sekolah tentang peristiwa ’65. Tahu persis gimana kejadiannya. Ehh, tapi malah keluargaku sendiri yang mengalami. Ya mungkin gara-gara itu ibuku jadi trauma”.
Kalimat di atas adalah sepenggal dialog yang dikatakan oleh Arum yang dimainkan Putri Marino dalam film Gadis Kretek.
Film karya sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah ini berhasil duduk di posisi 10 film terpopuler di Netflix.
Mengambil latar tahun 1965, film Gadis Kretek menggambarkan kondisi korban peristiwa salah tangkap yang digambarkan tersirat dalam tiap adegannya.
Arum, salah satu tokoh dalam cerita Gadis Kretek hidup tanpa pernah tahu sejarah keluarganya yang semestinya merajai pasar rokok kretek di Jakarta.
Selama hidupnya, Arum juga tidak pernah tahu bila ibunya adalah seorang penemu saus rokok terbaik.
Ia hanya menjalani hari sebagai seorang dokter bersama dengan bibinya, Rukayah, diperankan oleh Nungki Kusumastuti yang sakit-sakitan dan demensia.
Hidupnya berubah saat seorang pria bernama Lebas, diperankan oleh Arya Saloka, datang mencari tahu tentang keberadaan Jeng Yah, seorang wanita dibalik kesuksesan rokok bermerek Djagad Raya di Indonesia.
Arum dan Lebas tidak pernah tahu bila perempuan bernama Jeng Yah adalah satu-satunya orang yang berhak atas semua penjualan rokok tersebut.
Jeng Yah adalah perempuan pertama yang mampu menciptakan aroma dan cita rasa kretek terbaik dan diminati banyak orang pada masanya.
Sayangnya, Jeng Yah dan ayahnya harus jadi korban salah tangkap karena persaingan bisnis rokok kretek di masa itu.
Karakter Rukayah Digarap Serius Oleh Sutradara
Nungki Kusumastuti bukan nama baru di industri perfileman Tanah Air.
Tahun 2023 ini, Nungki kembali layar kaca melalui karakter Rukayah dalam film Gadis Kretek.
Nungki membuat karakter Rukayah sangat berbeda dan penting. Sutradara film Gadis Kretek memang sangat serius menggarap karakter Rukayah.
Karena Ia diharuskan memainkan sosok Rukayah yang hidup dalam penderitaan sembari membesarkan anak kakaknya, Jeng Yah.
Nungki memang cerdas. Ia berhasil mencuri perhatian saat muncul di episode ketiga film ini.
Rukayah yang dimainkan secara apik oleh Nungki membuat siapapun dapat merasakan trauma yang begitu mendalam akibat peristiwa 1965.
Jadi, siapkan tisu bila anda berencana menonton film ini ya. 5 episode dalam serial ini akan membawa anda pada kejayaan rokok kretek Indonesia di mas lalu.
Sinematografi film Gadis Kretek patut diacungi jempol. Karena di sepanjang film mata anda akan dimanjakan oleh gambar-gambar yang begitu indah dan memukau.
Semoga di masa depan semakin banyak bermunculan sineas baru seperti Kamila Andini dan Ifa Isfansyah.