20.5 C
Indonesia

Fisikawan Harvard Rencanakan Pencarian Artefak Alien di Papua Nugini

Must read

AMERIKA SERIKAT – Seorang fisikawan terkemuka dari Harvard tengah merencanakan ekspedisi Pasifik untuk menemukan sesuatu yang menurutnya mungkin merupakan artefak alien yang sebelumnya menabrak lautan.

Avi Loeb mengumumkan bahwa ia mengorganisir ekspedisi laut senilai $1,5 juta ke Papua Nugini untuk mencari pecahan benda yang jatuh di lepas pantai Pulau Manus pada tahun 2014.

Loeb memperhatikan objek tersebut pada tahun 2019 dan mengidentifikasinya sebagai meteor antarbintang pertama yang pernah ditemukan–yang berarti benda itu berasal dari luar tata surya kita.

Baca Juga:

Menurut Loeb, asal usul meteor itu dikonfirmasi ke NASA pada April 2022 oleh komando ruang angkasa departemen pertahanan.

Loeb dan timnya juga menyimpulkan bahwa meteor itu lebih keras daripada seluruh 272 meteor lainnya dalam katalog Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA.

“Penasaran dengan kesimpulan ini, saya membentuk tim yang merancang ekspedisi dua minggu untuk mencari pecahan meteor di kedalaman 1,7 km di dasar laut,” tulis Loeb dalam sebuah unggahan di Medium, dikutip dari The Guardian.

“Menganalisis komposisi fragmen dapat memungkinkan kami untuk menentukan apakah objek tersebut asli atau buatan,” sambungnya.

“Kami punya perahu. Kami memiliki tim impian, termasuk beberapa profesional paling berpengalaman dan terkualifikasi dalam ekspedisi laut. Kami memiliki desain lengkap dan rencana pembuatan untuk kereta luncur, magnet, jaring pengumpul, dan spektrometer massa yang diperlukan,” tambahnya.

Menurut Loeb, ada kemungkinan bahwa meteor itu keras “karena berasal dari buatan … diluncurkan satu miliar tahun yang lalu dari peradaban teknologi yang jauh.”

Ekspedisi laut ini diharapkan menggunakan kapal dengan kereta luncur magnet yang dikerahkan menggunakan mesin derek bertali panjang. Tim akan dilengkapi dengan tujuh kereta luncur serta sekelompok ahli ilmiah.

“Kami akan menarik kereta luncur yang dipasang dengan magnet, kamera, dan lampu di dasar laut di dalam kotak pencarian berukuran 10km × 10km. Sejumlah sumber telah digunakan untuk mempersempit situs pencarian ke kotak pencarian yang relatif kecil ini,” tulis Loeb dan timnya.

Ukuran pecahan yang berpotensi ditemukan oleh tim Loeb akan bergantung pada komposisi meteor tersebut.

Untuk meteorit besi, fisikawan itu memprediksi sekitar seribu pecahan lebih besar dari satu milimeter.

Jika meteor itu terbuat dari baja tahan karat, tim Loeb berharap menemukan ukuran yang lebih besar dengan puluhan fragmen lebih besar dari satu sentimeter.

Loeb mengatakan bahwa jika timnya menemukan “peninggalan teknologi yang cukup besar” dari ekspedisi tersebut, dia berjanji kepada Paola Antonelli, kurator Museum Seni Modern, bahwa dia akan membawanya ke New York untuk dipajang.

Diberitakan oleh Daily Beast, ekspedisi tersebut diperkirakan akan diluncurkan musim panas ini.

“Ada kemungkinan itu akan gagal,” kata Loeb, yang merupakan salah satu pendiri Proyek Galileo senilai $1,755 juta yang ditugaskan untuk mencari tanda-tanda luar angkasa, kepada outlet tersebut.

Meskipun demikian, ia tetap bersikukuh dengan misi tersebut. “Klaim luar biasa membutuhkan bukti luar biasa,” katanya.

 

Sumber: The Guardian

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru