19.1 C
Indonesia

British Museum Diminta Kembalikan Emas dari Ghana

Must read

INGGRIS – Permintaan pengembalian barang bersejarah kembali dilayangkan kepada British Museum. Kali ini permintaan tersebut datang dari sosok raja orang-orang Asante di Ghana.

Ia meminta museum yang berdiri sejak tahun 1753 itu untuk mengembalikan artefak emas yang saat ini dimilikinya ke negaranya.

Permintaan tersebut disuarakan oleh Otumfuo Osei Tutu II langsung kepada direktur museum saat keduanya sedang berbincang.

Baca Juga:

Emas yang dimiliki pihak museum tak lain adalah karya yang diambil dari Istana Asante di Kumasi selama perang tahun 1874 dengan Inggris.

British Museum kemudian menyatakan sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk “meminjamkan” barang-barang tersebut ke Ghana.

Melansir Daily Express, setelah perjalanannya ke Inggris untuk Penobatan Raja Charles, monarki Ghana mengunjungi Dr Hartwig Fischer selaku direktur British Museum pekan lalu.

Museum ini mendapat tekanan yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir untuk mengembalikan banyak koleksinya ke negara asalnya.

Permintaan dari Yunani untuk Patung Parthenon menjadi salah satu yang paling menonjol.

Pemerintah Inggris akhirnya membeli pahatan-pahatan tersebut, yang dikenal sebagai Kelereng Elgin, yang dicuri oleh Lord Elgin pada abad ke-19 dan saat ini dipamerkan di British Museum.

Pengembalian peninggalan budaya adalah masalah yang sering dikaitkan dengan negara-negara yang mengalami perjuangan kolonial.

Ethiopia telah meminta British Museum untuk mengembalikan sejumlah benda yang diambil dari Maqdala di utara negara itu selama operasi militer Inggris pada tahun 1868, termasuk salib upacara, persenjataan, perhiasan, dan tablet altar suci.

Perunggu Benin adalah pahatan indah yang terbuat dari perunggu dan kuningan yang dibuat oleh serikat khusus yang bekerja untuk istana kerajaan Oba, atau Raja, di Kota Benin mulai abad ke-16.

Pemerintah Nigeria juga telah mengajukan permintaan resmi ke museum untuk mengembalikan 900 Perunggu Benin.

Ketika Inggris menguasai kota pada tahun 1897, sebagian besar barang-barang itu disita.

Komite Restitusi, sebuah kelompok yang dibentuk oleh pemerintah Ghana, ditugaskan untuk menyelidiki kembalinya artefak Istana Asante yang saat ini disimpan dalam koleksi internasional.

“Objek-objek ini sebagian besar sakral dan pengembaliannya lebih dari sekadar restitusi,” ujar seorang anggota komite bernama Nana Oforiatta Ayim kepada BBC.

“Ini juga tentang reparasi dan perbaikan, untuk tempat asalnya, tetapi juga mereka yang melakukan perampasan,” tambahnya.

Ia kemudian mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk membangun kemitraan baru yang bebas dari eksploitasi atau penindasan dan berdasarkan kesetaraan dan rasa hormat satu sama lain.

Dr Fischer, direktur British Museum, dan Asantehene bertemu untuk pertama kalinya Kamis lalu (11/5).

Pada pertemuan itu, Asantehene mencari pinjaman benda-benda seremonial milik British Museum.

Selama tahun 1800-an, Kekaisaran Asante termasuk di antara sejumlah kerajaan Afrika yang memberikan perlawanan signifikan terhadap penjajah Eropa

Otonomi Asante berakhir pada tahun 1874 ketika pasukan Inggris menyerbu ibu kota Kumasi sebagai tanggapan atas serangan Asante dua tahun sebelumnya.

“Direktur dan wakil direktur kami dengan senang hati menyambut Yang Mulia Osei Tutu II (Asantehene) ke museum selama kunjungannya ke Inggris untuk Penobatan Raja Charles III,” tutur juru bicara British Museum kepada BBC.

Menurut juru bicara itu, pihak museum sedang mempertimbangkan opsi untuk meminjamkan benda-benda dari koleksinya untuk memperingati 150 tahun berakhirnya konflik Anglo-Asante ketiga.

 

Sumber: Daily Express

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru