23.4 C
Indonesia

Berjanji Mengundurkan Diri Hari Ini, Presiden Sri Lanka Malah Kabur ke Maladewa

Must read

SRI LANKA – Di tengah keadaan carut-marut yang dihadapi negaranya dan perhitungan mundur menuju pengunduran dirinya, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa malah dikabarkan telah berhasil kabur ke Maladewa.

Ia melarikan diri dengan pesawat militer jenis Antonov-32 pagi ini, Rabu (13/7), waktu setempat.

Kepada AFP, sumber dari imigrasi mengatakan bahwa Rajapaksa terbang bersama istri dan seorang pengawalnya serta 4 penumpang lain.

Mereka lepas landas dari bandara internasional utama Sri Lanka.

“Paspor mereka dicap dan mereka naik pesawat khusus angkatan udara,” kata seorang pejabat imigrasi yang terlibat dalam proses itu kepada AFP.

Seorang pejabat bandara di Male, Maladewa, membenarkan kondisi tersebut dengan mengatakan bahwa rombongan Rajapaksa dibawa ke lokasi yang dirahasiakan di bawah pengawalan polisi setibanya mereka di negara tersebut.

Sebelumnya, rencana melarikan diri ini sempat terhambat selama lebih dari dua puluh empat jam karena Rajapaksa mengambil penerbangan komersial.

Niatannya untuk kabur dengan layanan VIP bandara gagal terlaksana karena staf bandara menghentikan layanan tersebut dan bersikeras agar semua penumpang melalui loket umum.

Menurut berbagai sumber, petugas imigrasi menolak untuk pergi ke ruang VIP dan membubuhkan cap di paspor Rajapaksa, namun pria berusia 73 tahun itu juga enggan pergi melalui fasilitas umum.

Disebutkan bahwa ia takut akan kemarahan pengguna bandara lainnya.

Presiden yang pernah dikenal sebagai ‘The Terminator’ itu pun akhirnya menginap di pangkalan militer dekat bandara.

Janji mengundurkan diri

Ketua DPR Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena pada hari Sabtu (9/7) mengatakan bahwa Gotabaya Rajapaksa telah bersedia untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Hal ini menyusul gelombang protes besar yang berpuncak pada invasi Istana Presiden oleh para demonstran.

Seperti yang diketahui, Sri Lanka tengah berhadapan dengan krisis ekonomi terburuk dalam 70 tahun terakhir.

Krisis ini membuat negara tersebut kesulitan mengimpor bahan-bahan pokok, makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar.

Pemadaman listrik bahkan berlangsung selama belasan jam setiap harinya, berganti-gantian dari daerah satu ke daerah lainnya.

Masyarakat yang sudah muak akhirnya turun ke jalan, mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki keadaan ini.

“Keputusan [Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa] untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai,” ucap Abeywardena dalam pernyataan videonya.

“Oleh karena itu saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian,” sambungnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru