AUSTRALIA – Para peneliti menyebutnya Burning Mountain. Sebuah fenomena aneh yang memperlihatkan adanya kebakaran misterius di bawah tanah di salah satu taman nasional di Australia.
Tepatnya, di bawah Gunung Wingen yang terletak di negara bagian New South Wales, sekitar 4 jam perjalanan dari utara Sydney.
Burning Mountain diklaim sebagai api tertua di dunia karena telah berlangsung selama 6.000 tahun. Beberapa ilmuwan bahkan menduga bahwa usia aslinya lebih tua dari perhitungan yang telah mereka lakukan selama ini.
Dilansir dari Science Alert dalam keterangan mereka pada Senin (3/1), tidak ada yang dapat memastikan penyebab pasti kobaran api tersebut.
Guillermo Rein, seorang profesor ilmu api di Imperial College London, berasumsi bahwa fenomena ini terbentuk secara alami.
“Kita tidak bisa mengesampingkan gangguan antropogenik, tetapi kemungkinan besar itu terbentuk secara alami,” jelasnya.
“Bisa jadi karena kebakaran hutan dari sambaran petir yang memicu singkapan, atau bisa juga pengapian yang memanas sendiri.”
Dilansir dari Detik, Sebuah catatan Eropa menyebutkan bahwa fenomena ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani lokal pada 1828 lalu.
Saat itu, dunia masih melihatnya sebagai gunung berapi. Setahun setelahnya, seorang ahli geologi Reverend CPN Wilton menyimpulkan bahwa yang mereka sebut gunung api itu adalah lapisan batu bara.
Pengukuran menunjukkan bahwa jalur api mencapai sekitar 6,5 kilometer, yang kemudian menunjukkan bahwa api telah menyala setidaknya selama 6.000 tahun. Akan tetapi, selain itu, hampir tidak ada penelitian resmi yang dilakukan di daerah tersebut.
Meskipun begitu, wujud api itu sendiri tidak terlihat di area Gunung Wingen. Hal-hal yang dapat membuktikan adanya lintasan api di bawah tanah adalah asap dan abu putih yang terlihat keluar dari tanah, suhu tanah yang hangat, bebatuan yang berubah warna menjadi kuning, serta bau belerang yang tercium.
Diperkirakan api tersebut sudah membakar area seluas 30 meter di bawah tanah. Api bergerak ke selatan dengan kecepatan sekitar 1 meter per tahun.
Rein mengkhawatirkan dampak yang dapat ditimbulkan jika kebakaran ini terus terjadi. Meskipun area itu jauh dari pemukiman manusia, dampak berkelanjutan terhadap kesehatan dan keselamatan mungkin akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang. Fenomena ini juga akan berkontribusi pada kerusakan bumi.
“Dampak perubahan iklim pada kebakaran lapisan batu bara, dan dampak kebakaran lapisan batu bara terhadap perubahan iklim jelas merupakan sesuatu yang harus sangat kita khawatirkan,” kata Rein kepada ScienceAlert.
“Yang paling membuat frustasi sebagai seorang insinyur adalah tidak ada yang bisa diuntungkan dari kebakaran ini. Ini adalah sumber panas dan energi potensial yang belum dimanfaatkan.”