20.5 C
Indonesia

Airlangga Mundur dari Golkar Demi Stabilitas Politik Presiden Jokowi Atau Karena Kasus Korupsi?

Must read

JAKARTA – Lewat sebuah tayangan video yang viral, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tiba-tiba mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Minggu (11/8). 

Pengunduran diri ini juga diumumkan oleh Airlangga lewat sebuah tayangan video yang ia sendiri juga rilis di akun media sosial Instagram pribadinya di @airlanggahartarto di hari yang sama.

“Saya Airlangga Hartarto, setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan datang terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua Umum DPP Partai Golkar,” kata Airlangga seperti dikutip dari video tersebut.

Baca Juga:

Airlangga mengatakan bila mundurnya ia dari posisi Ketua Umum Partai Golkar dilakukan tanpa paksaan, alias sukarela.

Namun, ia menjelaskan dengan rinci bila kemundurannya ini dilakukan untuk menjaga stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia juga katakan, keutuhan Partai Golkar akan terjaga bila ia mundur.

KASUS APA YANG SEDANG DIHADAPI OLEH AIRLANGGA?

Channel News Asia (CNA) merilis bila pengunduran diri yang tidak terduga dan janggal itu tentu memunculkan sejumlah spekulasi politik.

Berdasarkan pemberitaan dari Koran Tempo yang ditayangkan pada Senin (12/8), diketahui bila kemunduran Airlangga dilakukan karena dugaan kasus korupsi yang tengah melibatkannya.

Disebutkan bila saat ini Airlangga tengah terjerat kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah CPO dan turunannya yang mengguncang Kementerian Perdagangan periode 2021-2022.

Dikatakan juga bila lebih dari tujuh pengurus Golkar yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa orang nomor satu Golkar itu menerima surat pemanggilan dari Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan pada Selasa (13 Agustus).

Airlangga sendiri sebelumnya telah diperiksa Kejagung dalam pengusutan kasus ini pada 24 Juli 2023 silam.

Kasus rasuah ini telah menjebloskan lima orang terpidana ke penjara, yaitu di antaranya anggota tim asisten Menko Perekonomian, Lin Chen Wei, dan mantan Direktor Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indra Sari Wisnu Wardhana.

Posisi Airlangga disebut makin rawan karena manuver politik internal dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kedua politisi yang merupakan kader Golkar itu disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Airlangga.

Bahlil dikatakan telah berupaya berkali-kali mencoba menggulingkan Airlangga melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Petinggi partai beringin, lanjut laporan Tempo, menduga manuver Bahlil dan Agus Gumiwang mendapat restu dari Presiden Joko Widodo

Tak hanya itu, dikabarkan juga bila Airlangga telah bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana Kepresidenan sehari sebelum mengundurkan diri.

Namun, yang paling mengejutkan, disebutkan bila Presiden Joko Widodo disebutkan menjadi salah satu calon Ketua Dewan Pembina Golkar yang baru bila Bahlil terpilih menjadi Ketua Umum.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar ketika dihubungi Disway menyampaikan sejauh ini belum ada rencana untuk memanggil Airlangga dalam waktu dekat.

Harli juga membantah Kejagung telah menetapkan Airlangga sebagai tersangka.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru